Ummi Abd, Ibunda Abdullah bin Mas’ud, Sahabat Perempuan Mulia Awal Islam
Banyak beberapa sahabat yang termasuk dalam golongan al-sabiqun al-awwalun , sahabat yang memeluk Islam pada masa awal didakwahkan. Salah satunya Abdullah bin Mas’ud yang dikenal sebagai pemegang rahasia Rasulullah. Beliau termasuk sahabat yang sering menemani perjalanan Rasulullah. Karena hal ini, beliau bisa mengumpulkan wahyu secara langsung. Selain itu, Ibnu Mas’ud sering mendatangi rumah Rasulullah bersama ibunya. Ibunya dikenal sebagai wanita mulia. (Baca: Doa yang Dianjurkan Ibnu Mas’ud di Malam Nisfu Sya’ban )
Beliau adalah Ummu Abd binti Abduwud bin Suway bin Quraim bin Shahilah al-Hadziliyyah. Wanita ini berasal dari Bani Zuhrah. Beliau seringkali melayani Rasulullah bersama putranya. Tak jarang juga keduanya masuk ke rumah Nabi sehingga kerap disebut sebagai keluarga Nabi. Berhubungan dengan ini Imam Bukhari menyebutkan dalam kitabnya Shahih Bukhari
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَدِمْتُ أَنَا وَأَخِي مِنْ الْيَمَنِ فَمَكَثْنَا حِينًا مَا نُرَى ابْنَ مَسْعُودٍ وَأُمَّهُ إِلَّا مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ مِنْ كَثْرَةِ دُخُولِهِمْ وَلُزُومِهِمْ لَهُ
“ Dari Abu Musa al-Asy’ari beliau berkata: pada suatu hari, saya dan saudara laki-laki baru datang dari Yaman. Ketika datang, kami tidak melihat Ibnu Mas’ud dan ibunya melainkan dalam keluarga Rasulullah, karena seringnya mereka masuk dan berada di rumah beliau .” ( H.R Bukhari)
Sejak kecil Ibnu Mas’ud hidup sebagai pemuda yang tekun. Ibunya mendidik dengan baik hingga tumbuh menjadi anak yang mandiri. Pada masa mudanya, beliau hidup seorang penggembala. Setiap harinya jalanan Mekkah ditelusuri untuk menggembalakan domba milik Uqbah bin Muaith, salah seorang kepala suku Quraisy.
Suatu hari, Ibnu Mas’ud melihat dua orang yang tampak bermartabat mendatanginya. Keduanya terlihat lelah dan haus. Akhirnya mereka mendatangi Ibnu Mas’ud dan mengatakan : “ Hai anak muda cobalah kau perah susu domba-domba ini agar kami bisa melepas dahaga dan memulihkan tenaga kami .” Beliau menjawab : Tidak bisa tuanku, gembalaan ini bukan milikku, aku ditugaskan untuk menjaga.”
Namun keduanya tidak membantah Ibnu Mas’ud justru mereka sangat bahagia mendengar jawaban jujur darinya. Mereka adalah Rasulullah dan Abu Bakar. Semenjak pertemuan itu, Ibnu Mas’ud tertarik masuk Islam dan mulai melayani Rasulullah.
Kedudukan ibunya sangat tinggi di mata Rasulullah. Beliau sering kali menyebut namanya. Diceritakan dalam kitab Nisa Min Asr an-Nubuwwah bahwa suatu malam Rasulullah berbincang dengan Abu Bakar begitupun dengan Ibnu Mas’ud yang ikut bersamanya. Setelah itu, Rasulullah keluar bersama keduanya. Tatkala melewati suatu masjid terdengar suara seseorang sedang melaksanakan shalat dan Rasulullah berhenti mendengarkan bacaan orang tersebut kemudian Rasulullah berkata : “ Barangsiapa ingin membaca al-Qur’an persis seperti ketika ia diturunkan, maka bacalah sebagaimana Ibnu Ummi Abd membacanya.” Inilah kemuliaan Ummi Abd dan putranya dihadapan Rasulullah. Beliau sering disebut oleh Rasulullah di depan para sahabat.
Abdullah bin Mas’ud adalah seorang sahabat yang sangat memperhatikan tata cara shalat witir nabi. Cara tersebut juga diikuti oleh ibunya. Untuk membuktikan hal itu, beliau mengutus ibunya di hadapan Rasulullah untuk melihat langsung shalat witirnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari ibunya. Ibunya berkata : “ Saya melihat Rasulullah qunut dalam shalat witir sebelum ruku’.” Semenjak itu ibunya melihat langsung tata cara shalat malam Rasulullah. Beliau membaca surat al-A’la dalam rakaat pertama dan surat al-Kafirun dalam rakaat kedua kemudian duduk dan berdiri lagi, pada rakaat ketiga Rasulullah membaca surat al-Ikhlas. Beliau membaca sampai selesai dan qunut sebelum ruku’.
Para sahabat sangat menghormati kedudukan Ummi Abd terlebih beliau adalah salah satu sahabat wanita masuk awal-awal Islam. Beliau mengetahui bagaimana Rasulullah berdakwah untuk umatnya, begitu banyak rintangan yang dihadapinya. Hidupnya memberikan banyak manfaat untuk orang-orang hingga beliau wafat pada zaman khalifah Umar bin Khattab.
Wallahu A’lam Bisshawab