Perempuan yang Pemberani

Asma' pernah menghadapi gangguan dari musuh Allah, Abu Jahal, yang datang kepadanya, untuk memaksanya agar memberitahukan rahasia tempat ayahnya. Akan tetapi, Asma' tetap menjaga tanggung jawab sekalipun masih berusia muda.

Beliau menyadari bahwa satu kata yang keluar dari mulutnya bisa menyebabkan bahaya besar menimpa Rasulullah SAW dan ayahnya, maka Asma' hanya diam dan tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya selain, “ Aku tidak tahu.”

“ Di mana Muhammad dan Abu Bakar?” tanya Abu Jahal yang diselimuti amarah.

“ Mengapa kau bertanya padaku? Sejak kapan seorang laki-laki Arab memberitahu kepada anaknya ke mana ia pergi. Bukankah Abu Bakar berdagang ke banyak tempat tanpa memberitahuku?” jawab Asma’, tak sedikitpun rasa takutnya terhadap Abu Jahal.

© Ilustrasi foto : shutterstock

Hal itu ternyata membuat Abu Jahal marah, diulang pertanyaanya yang dibalas dengan Asma’, “ Bukankah sudah kujawab bahwa Abu Bakar bisa pergi ke mana saja. Apalagi Muhammad yang bukan bukan ayahku.”

Mendengar hal itu, Abu Jahal naik pitam. Sejurus kemudian, sebuah pukulan keras mendarat di kepala Asma’. Darah mengalir dari kepalanya, bahkan anting-anting lepas dari telinganya, padahal dirinya waktu itu sedang mengandung.

Wanita mulia tersebut kesakitan. Tapi amanah menguatkan dirinya. Menjaga agar utusan Allah dan ayahnya selamat dari amukan Abu Jahal. Kafir Quraisy tersebut telah menghinakan dirinya. Belum ada seorangpun yang memukul wanita merdeka. Bahkan seburuk-buruknya orang Arab saat itu.

Dermawan dan Rajin Bersedekah

Asma’ bukan hanya Muslimah pemberani yang rela mengorban dirinya demi keselamatan Rasulullah dan kelancaran dakwah beliau. Ia juga seorang wanita yang dermawan layaknya sang ayah.

Suatu ketika Asma’ pergi menemui Rasulullah dan berkata, “ Wahai Rashulullah, di rumahku tidak terdapat apa pun kecuali sesuatu yang diberikan oleh Zubair (suami Asma’). Bolehkan aku memberikan (menyediakan) sesuatu yang sedikit itu kepada orang yang mengunjungi rumahku?”

Rasulullah menjawab, “ Berikanlah (bersedekahlah) sesuai kemampuanmu dan jangan menahannya agar tidak ditahan pula suatu pemberian terhadapmu.”

Maka jadilah Asma’ salah satu Muslimah yang terkenal kedermawannya. Abdullah bin Zubair, anak Asma’ berkata, “ Tidaklah kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma’. Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul semua, dia pun membagikannya. Sedangkan Asma’, dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya.”

Sungguh Asma’ hendaknya menjadi cerminan para muslimah. Sifatnya yang berani, hatinya yang teguh, imannya yang sekuat baja dan hatinya yang dermawan menjadikannya muslimah yang bertempat tinggal di surga kelak.

Tangguh

Asma juga merupakan Muslimah pejuang yang tangguh. Ia sempat ikut dalam Perang Yarmuk bersama suaminya, Zubair dan menunjukkan keberaniannya. Umar bin Khattab RA sangat menghormati Asma. Ketika menjadi khalifah, ia memberi tunjangan untuk Asma sebanyak 1.000 dirham.

Asma pun meriwayatkan 58 hadis dari Nabi SAW. Selain itu, ia juga dikenal sebagai wanita penyair dan pemberani yang mempunyai logika dan bayan. Ia tetap melakukan syiar Islam di usianya yang sudah lanjut.

Murah Hati

Selain pengorbanan Asma’ dalam peristiwa hijrah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , Asma’ juga terkenal dengan kemurahan hati yang ia miliki meskipun dirinya sendiri dalam kondisi yang sempit. Meskipun ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah pedagang yang kaya raya, namun setelah hijrah ke Madinah Abu Bakar tidak meninggalkan harta untuk keluarganya.

© Ilustrasi foto : shutterstock

Begitu pula suaminya, Zubair bin Awwam, yang merupakan seorang terhormat dan mulia juga sukses dalam perniagaan. Namun harta yang ia miliki diinfakkan seluruhnya di jalan Allah hingga ia sendiri meninggal dalam kondisi membawa hutang. Kemurahan hati dan kedermawanan tersebut juga mengalir dalam diri Asma’ binti Abu Bakar.

Kemurahan hati Asma’ binti Abu Bakar disebutkan Adz-Dzahabi dalam At-Tarikh (III/135) . Diriwayatkan dari Qasim bin Muhammad, “ Aku mendengar Ibnu Zubair berkata, ‘Tidak pernah aku melihat seorang wanita pun yang lebih murah hati dari Aisyah dan Asma’. Kemurahan hati keduanya berbeda. Adapun Aisyah, ia mengumpulkan sesuatu hingga setelah terkumpul, kemudian ia bagi-bagikan. Sementara Asma’, ia tidak pernah menyimpan apapun hingga esok hari.Hadits riwayat Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat (VII/252) juga menyebutkan, diriwayatkan oleh Fatimah binti Mundzir. “ Suatu ketika Asma’ pernah jatuh sakit, lalu ia memerdekakan seluruh budak miliknya.

Sungguh Asma’ hendaknya menjadi cerminan para muslimah. Dia dikenal sebagai wanita terhormat dan sangat pintar. Ia dijuluki ‘Dzatin Nithaqain’ yang artinya pemilik dua ikta pinggang. Sifatnya yang berani, hatinya yang teguh, imannya yang sekuat baja dan hatinya yang dermawan menjadikannya muslimah yang bertempat tinggal di surga kelak. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dan menjadikan beliau sebagai panutan. Aamiin.