Kisah Umaimah, Ibunda Abu Hurairah
Siapa yang tidak kenal dengan periwayat hadis nabi terbanyak. Tidak diragukan lagi hampir semua kaum muslim mengetahui sahabat yang satu ini. Beliau adalah Abdurrahman bin Sakhr atau biasa dikenal dengan Abu Hurairah. Sahabat ini meriwayatkan sekitar 5374 hadis nabi. Hampir tidak ada kata yang terlupakan dari ingatannya. Hal ini disebutkan dalam kitab Sunan At-Tirmidzi .
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ أَسْمَعُ مِنْكَ أَشْيَاءَ فَلاَ أَحْفَظُهَا ، قَالَ : ابْسُطْ رِدَاءَكَ فَبَسَطْتُ ، فَحَدَّثَ حَدِيثًا كَثِيرًا ، فَمَا نَسِيتُ شَيْئًا حَدَّثَنِي بِهِ.
“ Dari Abu Hurairah beliau berkata; Wahai Rasulullah, aku sering mendengarkan sesuatu dari anda, namun aku tidak pernah hafal.” Beliau bersabda: “Bentangkanlah selendangmu.” Aku pun membentangkan selendangku, kemudian beliau menuturkan banyak hadis kepadaku, maka aku tidak pernah lupa sedikitpun terhadap hadis yang beliau tuturkan kepadaku .” (H.R At-Tirmidzi)
Semasa kecil, Abu Hurairah hidup seorang anak yatim. Kehidupannya dijalani hanya bersama ibunya Umaimah binti Shubaih. Ulama berbeda pendapat mengenai nama ibunda Abu Hurairah. Disebutkan dalam kitab Siyar A’lam An-Nubala’ bahwa ibunya bernama Maimunah binti Shubaih. Kisah keislamannya sangat terkenal. Diceritakan bahwa beliau masuk Islam berkah doa Rasulullah.
Abu Hurairah mendatangi Rasulullah pada tahun 7 H di Khaibar. Beliau masuk Islam dalam keadaan gembira. Setelah menyatakan keislamannya, Abu Hurairah selalu mendampingi Rasulullah baik tidak dalam perjalanan (hadar) ataupun di dalam perjalanan (safar). Hal ini dilakukan sebagai bentuk ketekunannnya dalam mendapatkan hadis-hadis nabi.
Semenjak keislamannya, Abu Hurairah merasakan keresahan terhadap permasalahan besar dari ibunya. Umaimah selalu menolak ajakan putranya untuk masuk Islam. Hal ini tidak mematahkan semangatnya untuk selalu berusaha keras membujuk ibunya masuk ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Umaimah sangat mencintai putranya, namun cinta ini tidak menggerakkan hatinya untuk ikut menyatakan Islam. Beberapa kali Abu Hurairah mendatangi Rasul dan mengadu keresahannya lantaran sang ibu terus menolak ajakannya.
Kisah ini diceritakan dalam kitab Shahih Muslim . Abu Hurairah berkata: “ Dulu, saya sering mengajak ibu saya untuk masuk Islam, ketika ia masih musyrik. Pada suatu hari saya mengajaknya untuk masuk kedalam Islam, tetapi ia mengutarakan kata-kata yang tidak saya sukai tentang diri Rasulullah. Kemudian saya datang menemui Rasulullah sambil menangis dan berkata: “Ya Rasulullah, saya sering mengajak ibu saya untuk masuk Islam, tetapi ia selalu menolak dan malah mengucapkan pada saya kata-kata yang tidak saya sukai tentang engkau. Oleh karena itu, mohonkanlah kepada Allah agar ibu saya mendapatkan petunjuk dan hidayah-Nya.”
Setelah mendengar penjelasan itu Rasullah langsung berdoa : Ya Allah, berikanlah hidayah kepada ibu Abu Hurairah !.
Lalu Abu Hurairah kembali ke rumah dengan perasaan gembira karena doa Rasulullah tersebut. Setibanya di rumah beliau mendapati pintu rumah masih tertutup. Ibunya mendengar derap langkahnya lalu berkata ; “ Hai Abu Hurairah, berhentilah sejenak! .”
Kemudian Abu Hurairah mendengar suara tumpahan air ternyata ibunya sedang mandi. Beliau segera berpakaian dan mengenakan kerudung. Beliau membuka pintu seraya berkata : “ Hai Abu Hurairah, sekarang saya bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasulnya .”
Setelah itu Abu Hurairah kembali lagi pada Rasulullah sambil menangis karena perasaan gembira. Abu Hurairah berkata: “ Ya Rasulullah, saya sungguh senang dan gemberi, Allah telah mengabulkan doa engkau dan Allah telah menberikan hidayahnya kepada ibu saya . Rasulullah memuji Allah dan mengucapkan syukur kepada Nya. Abu Hurairah berkata :” Ya Rasulullah mohonkanlah kepada Allah agar saya dan ibu saya mencintai orang-orang mukmin dan mereka juga mencintai kami.”
Kemudian Rasulullah berdoa ; “ Ya Allah jadikanlah hambamu yang kecil ini (yaitu Abu Hurairah dan Ibunya) cinta kepada orang-orang mukmin serta jadikanlah mereka cinta kepada keduanya! Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar nama saya dan tidak bertemu dengan saya melainkan ia cinta kepada saya. ”
Kisah keislaman Umaimah sangat mengharukan. Dengan Izin Allah, beliau telah menyatakan keislamannya. Kepribadiannya membawa pengaruh besar terhadap putranya. Umaimah dikenal sebagai wanita dermawan dan sangat menghormati tamu yang datang.
Dalam kitab Nisa Min‘Ashral-Nubuwwah diceritakan bahwa beliau diberikan usia yang panjang. Usianya mencapai akhir masa khalifah keempat. Akan tetapi tahun wafatnya tidak tercatat, hanya diketahui bahwa beliau meninggal di Madinah. Wallahu A’lam Bisshawab.