Kisah Seseorang yang Ditolak Nabi untuk Berjihad

Suatu ketika, seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ” Wahai Rasulullah, saya telah memeluk Islam, dan saya ingin berba'iat kepada tuan untuk berhijrah dan berjihad, ini semua saya lakukan semata-mata untuk mengharapkan pahala dari Allah SWT.”

Seketika Rasulullah SAW tersenyum melihat semangat lelaki itu dan berkata, ” Apakah salah satu dari orang tuamu masih hidup?”

“Masih, ya Rasulullah, bahkan keduanya masih hidup!!” jelas lelaki itu dengan semangat yang menyala.

“Kamu ingin memperoleh pahala yang besar dari Allah?” kata Rasulullah SAW yang memang tidak ingin menyurutkan semangat lelaki tersebut.

“Benar, Ya Rasulullah..!!” tegas lelaki itu.

“Kembalilah kamu kepada kedua orang tuamu, layanilah mereka sebaik mungkin, pada mereka sajalah kamu berjihad…!!” perintah Rasulullah SAW.

Demikian sikap bijaksana Rasullullah SAW dalam mengambil keputusan. Rasullullah SAW menganggap jika lelaki itu lebih bermanfaat untuk terus menjaga dan merawat kedua orang tuanya yang masih hidup.

Akan tetapi dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW lebih sering menerima seorang sahabat yang ingin bergabung dalam pasukan dan turun ke medan perang. Rasulullah SAW selalu mendoakan sahabatnya yang sedang berjihad.

Kisah ini hampir sama dengan yang terjadi pada Uwais al-Qarany, seorang Tabi'in yang sebenarnya hidup sezaman dengan Rasulullah SAW, tetapi ‘tidak sempat' mengunjungi dan bertemu dengan Baginda Rasulullah SAW.

Sejatinya, Uwais sudah meminta izin kepada ibunya untuk mengunjungi dan berba'iat kepada Rasulullah SAW di Madinah. Akan tetapi, ibunya mencegah dan akhirnya patuh kepada ibunya.

Diketahui, ibunda Uwais memang sudah tua dan sedang sakit-sakitan, ibunya tidak bisa beraktivitas apapun kecuali dengan bantuan Uwais. Tidak ada orang lain yang bisa diandalkan untuk membantunya kecuali anak satu-satunya itu.

Jika Uwais harus pergi meninggalkan daerah Qaran di Yaman menuju Madinah, maka siapa yang melayani ibunya tersebut. Maka dengan rasa sabar, Uwais harus memendam kerinduannya bertemu Nabi SAW demi mematuhi ibunya.

Menurut beberapa keterangan, Uwais tidak bisa bertemu langsung dengan Rasulullah SAW. Ia baru bisa ikut haji ke Makkah setelah ibunya wafat, yaitu ketika masa khalifah Umar bin Khattab.

Akan tetapi, sebelum itu, Rasulullah SAW telah memuji sikap Uwais. beliau bersabda,

“Penghulu (sayyid) para Tabi'in adalah Uwais al Qarany…!!”

Rasulullah SAW juga memberi wasiat kepada Umar dan Ali bin Abi Thalib untuk menemui Uwais, dan meminta do'a ampunan untuk mereka. Dalam riwayat lain disebutkan, meminta do'a ampunan untuk umat Nabi Muhammad SAW.