Kisah Saudah binti Zam’ah, Istri Rasulullah yag Dinikahi Setelah Khadijah

Diketahui, sebelum bersama Rasulullah SAW, Saudah binti Zam'ah bin Qais dinikahi oleh Sakran bin Amar RA, yang merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW lainnya. Ketika masa awal di Makkah, Saudah dan Sarkan sudah memeluk Islam.

Namun karena mendapat tantangan berupa siksaan dari kaum Quraisy, mereka berdua memutuskan untuk hijrah ke Habasyah bersama beberapa sahabat lainnya. Beberapa riwayat menyebut jika Sarkan wafat pada tahun 10 kenabian atau beberapa hari sebelum meninggalnya Khadijah RA, pada saat masih berada di Habasyah. Namun sebagian riwayat lain menyebutkan bahwa Sakran telah kembali ke Makkah dan setelah itu wafat.

Kemudian Rasulullah SAW menikahinya setelah beberapa bulan wafatnya Khadijah RA. Sehingga Rasulullah SAW menjadikan Saudah sebagai istri pertama setelah wafatnya Khadijah RA. Akan tetapi, dalam sebagian riwayat lain menyebutkan bahwa Rasulullah SAW terlebih dahulu menikahi Aisyah, meskipun saat itu belum bersama Rasulullah SAW.

Pada saat dinikahi Rasulullah SAW, diketahui, Saudah binti Zam'ah sudah menjadi wanita yang cukup tua. Begitu juga dengan penampilannya yang sudah berkurang kecantikannya.

Oleh karena itu, Saudah menjadi istri Rasulullah SAW yang paling akrab dengan Aisyah, karena dinilai tidak ada alasan yang dapat membuatnya cemburu oleh Aisyah. Bahkan, keakraban mereka juga terlihat saat bersama Rasulullah SAW.

Hingga pada suatu hari, Rasulullah SAW datang ketika Aisyah sedang bersama Saudah. Rasulullah SAW kemudian duduk di antara mereka berdua.

Saat itu, Aisyah berdiri dengan tujuan ingin membuatkan kue khazirah, yaitu kue dari bahan tepung dan susu. Setelah kue itu selesai dimasak, ia segera menghidangkannya untuk Rasulullah SAW. Meksipun Aisyah tahu jika Saudah tidak menyukai kue khazirah tersebut. Akan tetapi, Aisyah berkata dengan setengah memaksa kepada Saudah, “Engkau harus memakan kue ini, kalau tidak, aku akan mengolesi wajahmu dengan khazirah!”

Karena memang tidak menyukai kue itu, Saudah pun menolak mati-matian. Sehingga Aisyah terus membujuknya dan akhirnya mengoleskan kue itu ke wajah Saudah.

Melihat kondisi ini, Rasulullah SAW merendahkan kedua lutut sebagai isyarat kepada Saudah untuk menuruti permintaan Aisyah. Namun belum sempat Saudah memakannya, Aisyah mengambil sepotong kharijah dan mengoleskannya ke wajahnya sendiri. Sehingga Rasulullah SAW hanya tersenyum melihat wajah dua istrinya dengan berlumuran tepung. Begitu juga dengan Aisyah dan Saudah yang ikut tertawa.

Untuk diketahui, Rasulullah SAW selalu menyibukkan diri dengan shalat sunnah di waktu-waktu senggang beliau. Saudah pun sangat senang ketika ikut salat di belakang Rasulullah SAW. Meskipun tidak diperintahkan.

Kemudian pada suatu ketika, saat Rasulullah SAW sedang melaksanakan salat dengan ruku yang sangat panjang, hidung Saudah mengeluarkan darah. Hal ini mungkin disebabkan oleh badannya yang terlalu gemuk.

Menurut riwayat menyebut bahwa Saudah wafat pada tahun 54 atau 55 hijriah. Namun sebagian riwayat lain menyebutkan Saudah wafat pada akhir kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Wallahu A'lam Bishawab.