Kisah Ibu Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah, yang Wafat Saat Perjalanan Pulang dari Yatsrib
Siti Aminah atau Aminah binti Wahab adalah nama ibunda Nabi Muhammad SAW. Siti Aminah dikenang sebagai pemimpin para ibu sebab beliau telah melahirkan seorang utusan Allah SWT yang menjadi panutan umat manusia.
Dalam Jejak Intelektual Pendidikan Islam karya Zaitur Rahem, diceritakan bahwa ketika mengandung Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah mendapatkan beberapa cobaan. Suaminya, Abdullah, meninggal saat usia kandungannya masih tiga bulan. Meski begitu, bayi di dalam kandungannya menjadi penawar dari kesedihannya.
Siti Aminah memberi nama bayi yang dilahirkannya dengan nama Muhammad. Di masa kecilnya, Nabi Muhammad diasuh oleh seorang pengasuh di daerah Arab Padang Pasir. Pengasuh Nabi bernama Halimah, salah seorang perempuan dari Bani Sa'd ibn Bakr dari suku Hawazin. Suku ini termasuk salah satu suku terkenal di daerah Arab yang dianggap profesional dalam mengasuh anak sehingga Aminah memercayakan pengasuhan putranya kepada suku ini.
Halimah mulanya tergolong dalam keluarga yang miskin. Setelah resmi menjadi pengasuh Nabi Muhammad SAW, Halimah merasakan suatu keajaiban. Ketika Halimah mendekap Nabi, air susu Halimah penuh sehingga bisa diminum oleh Nabi hingga kenyang. Bahkan, air susunya juga cukup untuk menyusui anaknya sendiri.
Setelah empat tahun lamanya mengasuh Nabi Muhammad SAW, Halimah kemudian menyerahkan kembali Nabi Muhammad SAW kepada ibundanya, Siti Aminah. Kurang lebih dua tahun lamanya, beliau diasuh oleh ibu kandungnya sendiri. Ibunda Nabi sangat mencintainya. Selain karena beliau anak laki-laki tunggal, beliau adalah seorang anak yang tampan wajahnya, baik gerak-geriknya, dan sangat jauh berbeda apabila dibandingkan dengan anak-anak yang lain.
Perjalanan Ibunda Nabi Muhammad dan Putranya ke Yatsrib
Diceritakan dalam buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad oleh K.H Moenawar Chalil, setelah Nabi Muhammad SAW berusia enam tahun, ibundanya, Siti Aminah, mengajaknya pergi ke Yastrib atau Kota Madinah untuk berziarah menjenguk makam sanak keluarga yang tinggal di sana.
Nabi Muhammad SAW pun diajak ibundanya pergi ke Yastrib. Siti Aminah beserta putranya pergi ke Yatsrib bersama dengan Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan ayahnya.
Di Yastrib, selain diajak menziarahi sanak keluarganya, keluarga ibu datuk dari keluarga Banu Najjar, Siti Aminah juga mengajak Nabi Muhammad SAW menziarahi makam ayahnya. Siti Aminah memperlihatkan rumah tempat tinggal ayah putranya ketika dirawat dari sakit hingga meninggal serta pusara tempatnya dikuburkan.
Siti Aminah dan putranya beserta Ummu Aiman kemudian tinggal di Yatsrib hingga sebulan lamanya. Setelah itu, mereka bertolak kembali menuju Makkah.
Dengan takdir Allah SWT, saat perjalanan pulang dari Yatsrib ibunda Nabi Muhammad SAW meninggal di tanah Abwaa'. Sebelumnya Siti Aminah jatuh sakit hingga beberapa hari kemudian dinyatakan wafat.
Ibunda Nabi Muhammad SAW kemudian dimakamkan di tempat itu juga. Nabi Muhammad SAW lalu kembali ke Kota Makkah bersama dengan Ummu Aiman.
Menurut Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW karya Abdurrahman bin Abdul Karim, setelah Siti Aminah wafat, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Ummu Aiman. Ummu Aiman menjadi seorang perempuan yang berarti bagi hidup Nabi Muhammad SAW dan beliau memanggil Ummu Aiman juga sebagai ibu.
Tentu dapat dibayangkan betapa sedih dan bingungnya Nabi menghadapi kemalangan atas kematian ibundanya tersebut. Baru beberapa hari setelah beliau mendengar keluhan dan rintihan ibundanya atas kematian ayahnya sejak beliau selagi masih dalam kandungan, kini ibunya telah meninggal pula di hadapan mata beliau sendiri. Sejak saat itu Nabi Muhammad SAW sudah menjadi seorang anak yatim piatu.