Berkah Membaca Basmallah

Dikisahkan, bahwa setan gemuk telah bertemu dengan setan kurus. Lalu si gemuk berkata kepada si kurus, “Apa yang menyebabkan kamu berada dalam kondisi seperti ini?” Dia men­jawab, “Aku tinggal di rumah orang yang apabila memasuki rumahnya maka ia mengucapkan, ‘Bismillah', dan apabila makan ia mengucapkan, ‘Bismillah'. Lalu oleh sebab ucapannya itu, aku menjadi kurus seperti ini”. Kemudian setan gemuk berkata, “Sesungguhnya aku tinggal di rumah orang yang tidak mengerti apa-apa. Lalu aku menyertainya pada makanannya, pakaiannya dan pernikahannya. Sesudah itu, kunaiki tengkuknya seperti kendaraan saja layaknya”.

Kisah ini bisa pula dijadikan dalil bagi hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi, dari Nabi saw.:

“Apabila salah seorang diantaramu makan, maka hendaklah menyebut nama Allah. Lalu jika ia lupa menyebut nama Allah pada permulaannya, maka hendaklah ia mengucapkan ‘Bismillah awwalahu wa akhirahu (Dengan menyebut nama Allah pada permualaan dan akhirnya)”

Membaca Basmallah ketika minum susu, air, madu, sayur, obat dan minuman lainnya, adalah sama dengan membaca Basmalah ketika makan suatu makanan. Dan telah diperoleh pahala mem­baca Basmallah dengan ucapan Bismillah. Lalu jika ditambahkan dengan ar-Rahman ar-Rahim, maka hal itu lebih baik.

Dalam hadits riwayat Muslim diterangkan:

“Sesungguhnya setan menganggap halal makanan yang tidak di­sebutkan nama Allah padanya”.

Dalam kitab al-Hishnu al-Hashin diterangkan, bahwa para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami makan, tetapi tidak merasa kenyang”. Nabi saw. bersabda, “Barangkali kamu makan bersendirian saja”. Mereka menjawab, “Ya, benar”. Beliau bersabda, “Berkumpullah atas makananmu, dan sebutlah nama Allah atasnya, niscaya kamu beroleh berkah”.

Apabila seseorang makan bersama orang yang berpenyakit sampar atau kusta, maka hendaklah membaca:

“Dengan menyebut nama Allah, seteguh keimanan kepada Allah dan bertawakkal kepada-Nya”.

Perlu diketahui – semoga Allah memberi pertolongan padamu untuk berilmu, berpengetahuan dan beramal – bahwa sesungguh­nya seluruh maksud itu mesti dirangkaikan dengan apa yang tersirat di dalam batin, sebagaimana telah dijelaskan dalam hadits Nabi saw.: “Niat seseorang itu lebih baik daripada amalnya”.